Feb 26, 2014

Saatnya Progressive Rock

Kalau boleh dibilang aku adalah menikmat musik yang ga begitu pemilih, sejak dari kecil aku suka beranekaragam genre musik. Mulai dari lagu religi yang dibawakan oleh Hadad Alwi dan Sulis sampai lagu daerah yang biasa dibawakan ketika bermain. Waktu SMP pun aku ga begitu pemilih, lagu-lagu dari band-band yang terkenal waktu itu seperti Sheila on 7, Dewa, Radja dan Jamrud yang setiap hari sering kudengarkan baik dari TV, Radio maupun dari kaset. SMA, ya boleh dibilang ketika masa inilah aku mulai pemilih. Karena waktu SMA lagi maraknya yang namanya parade band Punk Rock maka lagu-lagu yang sering kudengarkan ga jauh-jauh dari Greenday, Blink 182, Superman is Dead, Endank Soekamti dan System of a Down. Bahkan pada masa itu sempat aku bermain musik, ya cuman nge-jam2 biasa sih dan tak lupa membawakan lagu-lagu dari musisi Punk Rock. Masa kuliah aku kembali bebas dalam memilih lagu dari lagu Pop yang mainstream, Melayu yang mendayu-dayu, Metal yang melengking, Rock yang keras dan Jazz yang kalem. Namun, beberapa bulan belakangan ini aku sedang iseng-iseng aja streaming lagu di Youtube yaitu video tentang sebuah acara yang sangat keren waktu itu RadioShow TvOne (2011-2012) dan Konser yang kuputar adalah musik dari Band Discus. Awalnya aku aneh aja ada musik yang begitu aneh dengan menggabungkan berbagai genre.



[caption id="" align="aligncenter" width="250"] Personil Discus[/caption]

Namun, lama-kelamaan aku mulai menikmatinya, apalagi lagunya juga keren abis. Kemudian, aku mencari informasi sebenarnya ini band apa, dan setelah beberapa waktu akhirnya aku mendapatkan pencerahan ternyata ini adalah band Progressive Rock (biasa disebut Prog Rock) dg subgenre Avant Grade. Dari situlah aku mulai mencari-cari band-band lain yang bergenre Prog Rock. Prog Rock sendiri merupakan genre yang menonjolkan unsur skill masing-masing personil, dengan melodi-melodi yang panjang dan terkadang mencampurkan beberapa genre dalam lagunya. Akhirnya aku jatuh hati dengan Band yang bernama Pink Floyd terlebih dengan Album konsepnya yang melegendaris yaitu The Dark Side of the Moon, yang membuatku kagum dengan Album ini adalah transformasi tiap lagu hampir tidak ada, boleh dibilang mirip sebuah medley. Kemudian, aku juga mencari album lain dari Pink Floyd dan yang membuatku jatuh hati untuk kedua kalinya dengan Band ini adalah Album Konsep yang Berjudul Wish You Were Here, mengapa aku jatuh hati ya sama halnya dengan album The Dark Side of the Moon album ini mirip medley, selain itu juga dalam sesi rekaman di Abbey Road (studio yang biasa digunakan Beatles) Mantan personil mereka yaitu Syd Barrett muncul dengan badan yang gemuk dan kepala plontos karena ketergantungan dg LSD (obat psikedelik yang membuat pikiran jadi linglung dalam jumlah banyak).



[caption id="" align="aligncenter" width="220"] Cover Album The Dark Side of the Moon[/caption]

Setelah dari Pink Floyd aku mencari-cari musisi Prog yang lain, dan akhirnya aku jatuh hati dengan sebuah Band yang dari dekade 70an sampai sekarang masih eksis, Band tersebut bernama Rush, ya mendengar pertama kali cukup simple dan sederhana nama Band ini. Namun ketiga personilnya (Neil Peart, Geddy Lee dan Alex Lifeson) begitu powerfull walaupun sudah uzur hal itu dapat dilihat dari Video Konser mereka dengan judul Rush in Rio. Walaupun hanya 3 orang namun jika kita tidak melihat penampilan mereka (hanya mendengarkan saja) kita akan berkata bahwa yang main ini ada 4-6 orang. Ya memang penampilan mereka sungguh memukau hanya dengan 3 orang dapat membuat meriah dan ramai suasana apalagi Bassist sekaligus Vokalis Mereka (Geddy Lee) bermain 2 instrumen yaitu Bass sebagai instrumen utama dan Keyboard pada part-part tertentu. Dari sekian banyak album Rush yang begitu membuatku jatuh hati adalah album Moving Pictures dan di album inilah banyak single mereka yang menjadi Hits yaitu Tom Shawyer, YYZ, Red Barchetta, bahkan YYZ menjadi salah satu dalam playlist game Guitar Hero.



[caption id="" align="aligncenter" width="220"] Cover Album Moving Pictures[/caption]

Selain band-band dari Barat aku juga mencari-cari musisi lokal, ternyata pada dekade 70-80an di Indonesia menjamur musisi-musisi dengan genre Prog Rock. Seperti Guruh Gipsy yang mencampurkan etnik bali dengan Rock, Abbhama band besutan Iwan Madjid yang penuh melodik dan petikan keyboard, Giant Step band Prog dengan lagu berbeat kencang, Harry Roesli dengan album Titik Api yang memadukan etnik dengan rock, juga ada God Bless album Cermin yang begitu megah dalam penggarapannya. Memang tak dapat dipungkiri masa-masa British Invasion yang berimbas pada maraknya tren di inggris yang merambak ke dunia. Begitupun dengan Indonesia, ketika dekade 70an di Inggris marak dengan genre Art Rock yang kemudian lebih dikenal dengan Prog Rock, di Indonesia juga mulai bermunculan musisi-musisi Prog Rock. Untuk saat ini musisi Prog Rock Indonesia memilih jalur Indie seperti Discus, Pendulum, Jeje GuitarAddict dkk.