Dec 31, 2017

Renungan Akhir 2017


Masih ingat di hari itu tanggal 26 Desember 2017,

Pagi itu kubaca grup whatsapp teman-teman kuliah di biologi. Ada kabar yang sangat mengagetkan, sebuah kabar yang sangat menyedihkan. Teman dekat atau kanca kenthel-ku menghembuskan nafas terakhirnya tepat di pukul 11 malam tanggal 25 Desember. Tepat hari natal, disaat yang lain bergembira karena bisa berkumpul dengan keluarga, rekan dan kolega. Namun, kukehilangan teman terbaikku semasa kuliah. Sebenarnya kami berdua tidaklah satu kelas, aku kelas B sedangkan dia berada di kelas A. Toh, itu tak jadi masalah, karena setiap hari saat tak ada kuliah kami biasa kongkow.

Masih ingat, hari itu adalah PK2 Maba (sejenis ospek di Univ. Brawijaya) aku pertama bertemu dengannya. Dia adalah orang pertama yang kukenal selain teman SMAku. Sorot matanya yang tajam dan agak berwarna tidak seperti orang normal. Berdasarkan hal itu dapat kuduga bahwa dia dalam keadaan tak sehat. Belakangan kuketahui bahwa dia mengidap Diabetes yang diturunkan dari kakeknya.

Tapi, dia tidak sedikit pun menunjukkan rasa sakit, bahkan kami malah saling mengolok seorang mahasiswa baru yang ditunjuk sebagai ketua tingkat. Wajahnya seram, khas pemabuk dan mimik jahatnya membuat kami menjulukinya sebagai pemabuk. Tatkala ketakjuban kami luntur ketika dia bicara. Suaranya yang kecil, lemes, sungguh mirip Ivan Gunawan, hahahahaha.

Sudah lama ku tak bertemu dengan kanca kenthel-ku, akhirnya selepas resepsi pernikaan rekan kuliah kami di Probolinggo. Aku ngopi di warung langganan di bilangan Sawojajar, ku sms dia. Betapa terkejutnya aku, ternyata sudah sebulanan dia tak bisa berjalan dengan normal. Hal tersebut dikarenakan penyakit diabetesnya. Seketika kubilang aku akan menemuinya, kubergegas kerumahnya yang berada di daerah Samaan dekat dengan pemakaman umum.

Akhirnya kutiba dan tak kulihat wajah sedihnya, sepanjang kumenemuinya malam itu aku lebih banyak mengolok-olok salah satu teman kuliah. Kanca kenthel-ku dan aku ini, memang hobi mengolok-olok sibro ini. Selain karena wajahnya yang tolol, tingkah kedunguannya memang sudah nampak pada kelakuan bodohnya. Sampai akhirnya ku pulang, berpamitan dengannya dan kedua orangtuanya.

Ku tak ambil banyak cakap, langsung kuinfokan di grup whatsapp teman kuliah untuk bersama menjenguknya. Akhirnya ada kita sepakat untuk menjenguknya, aku sendiri lebih suka menyebut istilah dulin. Karena, bagiku dia sehat dan mampu berpikir logis, hanya fisiknya yang sedang lemah. Kami bersama ngobrol tentang masa-masa kuliah dan keadaannya akhir-akhir ini.

Sekitar  bertahun-tahun aku acap kali berkunjung (dulin) ke rumah temanku. Kadang sendiri kadang juga kuajak temanku yang berasal dari kota bipang. Tahun 2017, kami kembali bertemu setelah  6 bulan tidak bertemu. Aku sedang sibuk bertemu dengan pembibingku untuk menyelesaikan kuliah magisterku. Sedangkan, dia ditugasi oleh pembimbingnya (yang juga pembimbingku) untuk menerbitkan jurnal berdasark skripsinya. Terlihat fisiknya kuat, walaupun dia tidak lagi bisa bersepeda motor.

***

Selain kisah sedih tersebut, tahun 2017 adalah tahun dimana aku lulus dan wisuda pendidikan magisterku di bidang pengelolaan lingkungan. Tujuanku melanjutkan kuliah bukanlah untuk menaikkan pangkat maupun jabatan. Tapi lebih sebagai upaya memperdalam ilmuku tentang pengelolaan lingkungan. Dulu, waktu aku kuliah sarjana aku ada ibarat di teras rumah pendidikan pengelolaan lingkungan. Sedangkan, sekarang akhirnya aku bisa masuk, walaupun sebatas di ruang tamu saja. Kalau ingin lebih masuk lagi ya harus lanjut kuliah.

Selain kelulusan pendidikan magisterku, di tahun 2017 akhirnya aku bisa bekerja dengan sunguh-sunguh. Sebenarnya setelah kululus pendidikan sarjana aku sudah bekerja serabutan dengan berjualan pakaian dan handphone. Kujuga mencoba-coba melamar pekerjaan, namun paling dekat hanya psikotes dan wawancara dengan pemimpin perusahaan saja. Namanya kerja serabutan, tentunya penghasilan juga tidaklah menentu. Sekitar bulan agustus aku ditugasi oleh bapakku untuk meneruskan usaha orang tua untuk berjualan. Sebagai anak yang berbakti tentunya aku bersedia dan sampai sekarang aku masih meneruskan usaha orangtuaku. Lalu apa fungsiku kuliah, tenang kawan, aku menjaga lingkungan dengan berkebun di lantai dua dan juga rajin menuangkan pikiran untuk melestarikan dan mengelola lingkungan yang baik dan benar.

***


Sampai jumpa di tahun 2018, semoga cita-cita kita semua dapat terwujud. Amien.

Dec 29, 2017

Ramalan Omong Kosong

Tahu mbah mijan?
Kalau tahu segeralah lupakan
Karena dia hanya satu dari kumpulan manusia² sok tahu
Dia ngaku kalau INDIGO, indigo kok ngaku-ngaku
Seorang indigo gak akan koar², karena punya kemampuan itu ibarat pisau bermata dua. Seorang indigo akan merasa berkah dia bisa tahu bagaimana kehidupannya. Atau bisa jadi musibah, bila dia tahu dunia lain yang sangat seram.
Lalu mengapa acara yg banyak menayangkan penipu berkedok paranormal. Itu dikarenakan, rating. rating dan rating. Sebagai orang yang berpikir logis buang jauh² bualan orang² itu.
Beda dengan Risa Saraswati, vokalir homogenic, penulis danur & co-host mister[i] tukul jalan² yang memang terlahur indigo.
Risa lebih banyak bercerita tentang kehidupan teman² hantunya yang diabadikan dalam Danur & album.
Sudah deh cukup kucurhatnya, alasan kutulis karena nonton tv yang ada mijannya.
Akhirnya nonton selendang rocker aja di trans 7.

Dec 23, 2017

Indonesia Darurat Membaca

Akhir2 ini banyak sekali kabar2 yg hoax atau terindikasi hoax beredar di media sosial. Sebenarnya mengapa hal tersebut bisa terjadi? Jawabannya mudah sekali yaitu karena masyarakat khususnya netizen enggan untuk membaca, memverifikasi dan mudah percaya. Poin terakhir itu pula yang membuat bisnis member get member atau lebih sering disebut mlm bisa tumbuh subur di Indonesia. Selain itu karena semakin mudahnya mendapat informasi di internet menjadikan orang dengan mudah menghakimi seseorang. Misalkan saja, beberapa bulan lalu di media sosial heboh dengan video parodi tentang poligami bapak arifin ilham link. Padahal kalau ditelisik sebenarnya video itu hanyalah lelucon, parodi atau gurauan saja. Tapi ya karena yang membuat video mengucapkan kata takbir dengan tertawa membuat seolah2 menghina islam, padahal yang dibuat lelucon itu personal saja. Padahal sudah jelas disebutkan di quran bahwa ayat pertama yang diturunkan adalah perintah membaca atau bila dimaknai lebih dalam lagi adalah perintah untuk belajar. Artinya, sebagai seorang muslim itu diperintah adalah membaca. Mengapa membaca ya karena visi islam adalah memerdekakan pikiran jahiliyah (bodoh) sehingga cara untuk memerdekannya dengan membaca (belajar).
Sama dengan orang yang suka debat tapi ngotot dengan argumennya dan suka menyalah2kan lawan debatnya. Karena kemampuan mereka hanya terbatas di sisi (bidang) tersebut. Sebagai analogi, ada sebut balok (panjang x lebar x tinggi, dengan lebar dan tinggi sama panjangnya) kalau di lihat dari depan disebut persegi panjang, bila dilihat dari samping bujur sangkar, sedangkan kalau dilihat dari segala bidang di sebut balok. Semuanya benar tidak ada yang salah, yang salah adalah yang ngotot dan tidak mau mendengarkan pendapat yang lain. Oleh karena itu Indonesia dengan jumlah muslim terbanyak di dunia tapi mengapa kok yang namanya keinginan untuk membaca (belajar) sangat minim. Justru orang2 di negara ini lebih suka dengan mendengarkan motivator2, seminar2 bisnis yang kalau saya bilang mereka lebih suka menjual buku dan tiket seminar dibanding membangkitkan semangat. Tentu saja, pernyataan saya ini bukan lantaran saya benci dengan motivator tapi karena saya tidak butuh dengan omongan dari mereka. Saya justru lebih suka pembicaraan yang berkelanjutan misalkan diskusi atau debat, karena dengan itu semua bisa menambah wawasan, bisa mengetahui pola pikir orang lain. Nah, menyambung dari itu semua, memang benar yang dikatakan pak sujiwo tejo di tv kalau masyarakat negara ini kurang percaya diri. Masyarakat negara ini lebih suka membandingkan negara2 lain dengan negaranya sendiri.
Maka dari itu, sebagai orang Indonesia khususnya muslim marilah kita rajin2 membaca, rajin2 diskusi dengan orang lain, rajin2 konfirmasi dan verifikasi kabar2 yang beredar. Apalagi sebentar lagi ramadan, dari pada membuang2 waktu dengan kegiatan2 yang itu2 saja, bagaimana kalau kita mengisi waktu ketika puasa dengan membaca, diskusi atau debat agar wawasan jadi bertambah.

Dec 6, 2017

Keluarga tak Kasat Mata (2017) : tak Sesuai Harapan

2017 boleh dibilang sebagai tahunnya film horor. Terlebih dengan berhasilnya remake Pengabdi Setan secara kuantitas (jumlah penonton ±4juta) dan kualitas (penghargaan FFI 2017). Dibuka dengan peraihan film The Doll yang diadaptasi dari kisah Risa Sarasvati tentang masa kecilnya yg ditemani teman-teman hantunya.
Keluarga tak kasat mata yang diadaptasi dari thread di forum kaskus yang fenomenal. Hingga akhirnya kisah ini dibukukan dan difilmkan. Berkisah tentang Genta yang baru saja pindah ke kantor baru di Kota Yogyakarta. Kantor yang bekas rumah kuno tersebut menyimoan banyak misteri. Hingga akhirnya lama-kelamaan Genta dan rekan kerjanya sadar apa yang tidak beres di kantor tersebut.
Ceritanya dalam thread maupun buku cukup menarik. Terlebih sekitar 2-3 tahun belakang sedang tren thread horor di subforum sfth kaskus. Namun, untuk filmnya banyak yang tak sesuai harapan (kecewa).
Coba saja tengok di thread tentang film ini Ktkm
Sebenarnya apa yang membuat film ini mengecewakan? 
Film ini sebenarnya punya potensi yang baik, hanya saja karena dirilis dekat dengan horor terlaris (Pengabdi Setan - 2017) sehingga mau tak mau harus dibanding-bandingkan. Formula menakuti pada film ini banyak jumpscare & backsound dirasa kurang. Saya sendiri melihat banyak penonton yang justru tertawa melihat kemunculan jumpscare.
Cerita yang terlalu cepat, bahkan seperti ada potongan-potongan adegan yang kurang rapi membuat penonton bertanya-tanya.
Pesan yang beda antara di thread / buku dengan film juga menambah kekecewaan. Di thread / buku pesannya tentang keeksisan makhluk tak kasat mata ini. Sedang di film tak jelas apa pesan yang hendak disampaikan.
Jadi, apakah film ini direkomendasikan untuk ditonton?
Bila anda ingin sekedar bersenang-senang tanpa peduli cerita ya silakan saja. Namun, bila anda penggemar thread agan Genta bersiaplah ikut kecewa dengan film ini.
Rating : 5/10
Tiket dan camilan dari Dinoyo Movimax, Malang
Foto Bareng Aura Kasih salah satu Cast Ktkm