Mar 29, 2018

[REVIEW] Danur 2 Maddah : Gabungan Horor Religi dan Komedi


Pernah gak kalian lagi gabut dan pingin nonton film apa saja untuk mengisi waktu?

Aku sendiri pernah dalam sebulan ini untuk mengisi waktu pergi ke bioskop dan nonton film apa saja.

Nah, kemarin aku lagi gabut dan nonton film Prilly yang baru, judulnya Danur 2 : Maddah. Film ini adalah kelanjutan dari film Danur yang untuk sementara memperoleh predikat film horor indonesia terbanyak jumlah penontonnya. Tentunya tak selang beberapa bulan predikat itu sirna lantaran Pengabdi Setan (2017) hadir dengan 4 juta penonton.

Cerita dari danur ke 2 ini terbilang bukan lanjutan dari cerita film pertama. Tapi lebih sebagai sisi lain dari kehidupan Risa Saraswati [seorang indigo dan vokalis band]. Seperti yang telah cukup lama diketahui selain berperan sebagai salah satu vokal band, yang akhirnya memutuskan untuk solo karir. Risa Saraswati juga dikenal sebagai co-host dari acara miste[i] tukul yang menayangkan pengalaman mistis Tukul Arwana dan teman-teman. Selain itu Risa Saraswati juga dikenal sebagai salah satu penulis asal kota Bandung yang tersohor selain ayah Pidi Baiq. Film danur kedua ini diambil dari novel pengalaman Risa selama beberapa kali menginap di rumah kediaman pamannya, yaitu paman achmad.



Tentunya aku sebagai penggemar berat Risa Saraswati tidak inggin menyia-siakan kesempatan untuk mencicipi film besutan Awi Suryadi ini. Diceritakan ibu Risa menyusul Bapaknya bertugas ke luar negeri untuk sementara waktu. Sementara itu nenek Risa sudah meninggal, otomatis hanya ada Risa, Riri [adik risa] dan sahabat tak kasat risa di rumahnya. Karena keadaan yang seperti itulah, Risa diharuskan sering mampir bahkan menginap di rumah kerabatnya, yaitu rumah paman Achmad. Setelah dua-tiga kali ke rumah pamannya, Risa seperti melihat ketidak beresan pada diri pamannya. Sementara Risa menduga pamannya selingkuh, tapi ternyata salah. Paman Achmad justru berselingkuh dengan hantu berusia 113 tahun.

Untuk sinopsisnya aku hanya bisa menulis sedikit itu, karena di website-website film kebanyakkan juga menulis seperti itu. Nah, disini aku cuman mau membahas filmnya. Di film ini kelurga paman Achmad sangatlah religius, istri paman Achmad beberapa kali mengingatkan anak laki-lakinya untuk sholat. Selain itu di sini Risa adalah sosok yang dekat dengan Tuhan, dikala ketahukan Risa langsung beristighfar. Risa juga membaca ayat kursi dalam keadaan terdesak ketika diganggu setan.

Selanjutnya, aku akan menulis beberapa moral story dari kisah Risa ini :

  1. Keluarga Risa dan Pamannya adalah keluarga religius, hanya 2-3 kali Risa mengenakan pakaian rok pendek di bawah lutut.
  2. Bahkan saat tidur alih-alih memakai baju tidur mini, justru Risa dan tantenya malah memakai baju tidak lengan panjang dengan rok yang menutupi kakinya [mungkin karena hawa bandung yang dingin]
  3. Ketika sholat, haruslah khusyuk, bahkan ketika ada setan menyeramkan yang mengganggumu
  4. Menunggu orang sakit sich boleh-boleh saja, tapi jangan lupakan Sholat.
  5. Demi terhindar dan mengusir setan sebaiknya dilakukan melalui diri sendiri, misal dengan membaca ayat kursi [bila sudah gak sanggup bisa cari bantuan Ustad atau Kiai]
  6. Orang yang ketempelan jin suka mematung dan bicaranya kaku.
  7. Sebagian remaja Bandung kalau berbicara menggunakan kata lu gue, bukan abdi maneh.
  8. Ibu yang baik selalu mengingatkan anaknya untuk sholat
  9. Ibu yang baik selalu mengingatkan untuk tidak minum kopi di malam hari
  10. Istri yang baik tidak pernah protes dengan kelakuan aneh suaminya
  11. Istri yang baik tidak pernah protes melihat suami yang lebih betah di ruangan lain daripada di ranjang pada malam hari.
  12. Anak yang baik adalah anak yang mengajak orang tuanya sholat, walaupun orang tuanya sedang ketempelan setan/hantu/jin
  13. Melihat pamannya membawa bunga, keponakan yang baik akan mengira pamannya selingkuh [bahkan bunga sedap malam sekalipun]
  14. Keponakan boleh membaca diari pamannya, asalkan untuk investigasi pamannya yang diduga selingkuh
  15. Setan/hantu/jin terkadang berwajah lucu dan menggemaskan
  16. Ada rumah sakit di Bandung yang dalam instalasi listriknya bermasalah [lampu berkedip seperti lampu sein]
  17. Memanggil setan/hantu/jin dapat dilakukan dilakukan dengan menyanyikan lagu boneka abdi dengan diiringi piano [jelangkung itu permainan kuno]
  18. Setan/hantu/jin yang berperawakan anak kecil bisa menyentuh dan menindahkan mainan
  19. Untuk mengusir setan/hantu/jin yang merasuki seorang indigo cukup dibiarkan saja
  20. Aplikasi pemprediksi usia di smartphone dapat memprediksi usia setan/hantu/jin
  21. Perias mayat/penggali kubur atau orang suka berhubungan dengan mayat adalah orang yang ahli dunia ghaib
  22. Cinta beda alam [hantu dan manusia] tidak pernah terjadi kecuali ada campur tangan dari satu pihak
  23. Orang yang gampang diganggu setan/jin/hantu adalah orang yang jarang sholat
  24. Bandung selain terkenal dengan peuyeum ternyata juga terkenal dengan hantu belandanya
  25. Setan/hantu/jin di Bandung hafal lagu boneka abdi
  26. Berteriak-teriak di latihan balet dapat dikatakan sebagai orang stres atau kurang waras
  27. Smartphone bisa menangkap penampakan setan/hantu/jin
  28. Maddah adalah membaca lebih dalam yang diambil dari bahasa arab
  29. Bau danur [bau orang meninggal] sama dengan bau bunga sedap malam
  30. Mengusir setan/hantu/jin cukup dengan merobek buku diari
  31. Sediakan beberapa kursi kosong untuk teman-teman ghaibmu, untuk melihat penampilan balet
Mungkin aku hanya dapat memperoleh 30 moral story, semoga penonton lainnya bisa mendapatkan lebih. Oh ya ternyata aku belum memberi kekurangan film ini. Kekurangan dari film ini justru bisa membuat film ini sempurna. Misalkan, wajah hantu yang lucu dan periang justru membuat penonton terhibur. Atau misalkan pengahayatan Prilly berteriak seperti di GGS bisa membuat penonton makin cinta dengannya. Adegan yang diambil dari film lain tidak apa-apa sich, asalkan menghibur. Kemunculan Peter cs yang cuman sebentar tertutupi oleh peran mereka yang vital. Artinya film ini sempurna sebagai penonton yang menginginkan horor lokal kembali ke khittahnya. Khittah yang dimaksud adalah horor dengan selingan religius. Horor yang penuh moral story, atau horor dengan pemain memakai baju yang sopan.



Kesimpulannya, apakah film ini layak ditonton?
Bila kalian menginkan menonton akting Prilly atau ingin tahu visualisasi novel maddah, ataupun ingin menonton film horor religi dengan bumbu komedi, atau ingin menambah moral story lainnya silakan saja menonton.
Tapi, kalau kalian hanya ingin melihat pakaian seksi, penampakan setan yang menyeramkan, sosok ustad super yang dapat mengusir hantu, atau justru ingin berpacaran di dalam bioskop. Urungkan saja niatmu, itu sangat tidak baik.

Sekali lagi selamat menonton bagi yang belum menonton, dan selamat bertemu #SahabatPrilly bagi kalian yang sudah menonton.

Adios

Rating : 9/10 [untuk kombinasi genre horor, religi dan komedinya]