Apr 6, 2018

[REVIEW] Partikelir (2018) : Usaha Membangkitkan Film Detektif



Kalau boleh dibilang film Indonesia apakah yang paling jarang dirilis?

Maka aku akan lantang berkata tentang detektif atau misteri.

Ya memang begitulah adanya, film yang bercerita misteri atau detektif sangat jarang sekali. Terakhir saya menonton tentang misteri ya remake Pengabdi Setan karya Joko Anwar. Itupun tidak murni misteri, tapi lebih ke sisi horor. Kalau yang benar-benar misteri, detektif atau teka-teki yang terakhir aku lihat adalah Adriana yang dibintangi Adipati Dolken dan Eva Celia. Itupun kutonton di Televisi. Adriana sendiri berkisah tentang Adipati yang diberi teka-teki oleh Eva ditempat-tempat bersejarah sekitar Jakarta.

Aku sendiri adalah seorang yang sangat menyukai cerita tentang detektif. Sejak SD saja aku sudah sering membaca dan mengkoleksi Komik Detektif Conan dan Doraemon yang syarat akan misteri dan teka-teki. Sejak SD pulalah aku tak pernah melewati 3 film warkop tentang detektif bila diputar di televisi nasional. Tiga film Warkop DKI itu antara lain : Pintar-pintar Bodo (1980), Setan Kredit (1982) dan Depan Bisa Belakang Bisa (1986). Maka dari itu begitu tahu trailer film ini ketika menonton Yowis Ben (2018)

Film Partikelir sendiri berkisah tentang Adri (Pandji Pragiwaksono) seorang detektif partikelir yang acap kali diminta menyelidiki kasus perselingkungan secara tidak sengaja berhadapan dengan kasus narkoba jenis baru bernama "Rantau". Adri sudah berobsesi menjadi detektif ketika sekolah, ketika sekolah Adri mempunyai partner bernama Jaka (Deva Mahenra). Namun, karena keadaan Deva Mahenra terpaksa menjadi pengacara di firma hukum. Karena kasus yang dihadapi Adri cukup pelik sehingga Adri meminta bantuan Jaka partner detektifnya ketika sekolah.

Nah, dari sinopsis tersebut akan muncul banyak pertanyaan. Misalkan apa detektif partikelir itu? Apakah detektif partikelir itu ada? 

Detektif partikelir itu adalah sebutan lain untuk detektif swasta, yaitu detektif di luar lingkup pemerintah. Pemerintah sendiri mempunyai detektif dari kepolisian, tentara bahkan di BIN. Lalu, detektif partikelir itu memang ada, aku pernah menonton Kick Andy yang bertema detektif swasta. Berdasar dari acara Kick Andy tersebut  diketahui bahwa detektif partikelir atau detektif swasta kebanyakan dimintai oleh klien untuk membuntuti seseorang. Seseorang tersebut bisa saingan bisnisnya, mitra bisnis yang dicurigai, pasangan hidup yang bergelagat aneh (diduga selingkuh) dsb. Intinya pekerjaan detektif tersebut kebanyakan masalah perorangan atau kalau dihukum disebut perdata.

Nah, dari pengertian tersebut Pandji sudah berhasil menghadirkan sosok detektif partikelir yang sebenarnya. Dimintai klien untuk hal-hal perdata, dapat membaca petunjuk-petunjuk, punya informan penting dan juga dapat mudah menyamar menjadi siapapun.

Dalam film ini ada 2 kali Pandji menyamar untuk proses investigasinya, untuk lebih lanjut silakan nonton filmnya. Selain itu penampilan Pandji yang acak adul dan rumah yang berantakan, penuh buku sudah pas sebagai seorang detektif partikelir.

Untuk cerita filmnya sendiri sunguh menarik, selain bercerita tentang misteri dan teka-teki, juga terdapat kritik sosial. Selain itu ada beberapa adegan twist khas cerita detektif. Tentunya dengan bumbu komedi yang pas, menjadikan film ini tidak melulu tegang. Bahkan, ketika keadaan tegang ada adegan komedi yang disisipkan sehingga sedikit melupakan ketegangan yang ada.

Beberapa adegan lucu yang ada di film ini adalah penyebutan nama selebritis, endorsement Jaka dan Istrinya yang sangat gokil. Penyamaran pandji yang cerdik, kelakuan informan Pandji yang gak jelas.  Kemunculan guru silat Pandji yang sangat mengesankan. Selain itu adegan-adegan yang ada ditrailernya yang lucu juga akan semakin terlihat lucu di film ini.

Pemilihan backsound dan OST juga sangat menghibur di film ini, ada beberapa lagu-lagu populer dan ada satu lagu kenangan 90an yang sangat apik dipadukan dalam adegannya. Oh ya lagunya Pandji juga ada.


Ada poin menarik di film ini, Pandji adalah seorang yang sangat intens memperjuangkan legalitas suatu narkoba. Nah, di film ini ada sedikit bersinggungan tentang legalitas itu, walaupun tidak secara tersurat.

Untuk akting aktor-aktornya tak perlu diragukan lagi, gabungan dari aktor senior, aktor muda dan stand up comedy yang sangat ciamik dan tik tok antar karakter yang pas menjadikan cerita film ini semakin manis. Selain wajah manis Aurelie Moeremans.



Kesimpulannya, apakah film ini layak ditonton?
Bila kamu penyuka cerita-cerita detektif yang ringan sangat dianjurkan. Apalagi kalau kamu fans berat film warkop dki, terlebih 3 film detektif mereka sangat dianjurkan untuk menontonnya.
Tapi bila kamu fans film kelas berat seperti film Nolan, kamu akan berfikir ah filmnya terlalu mudah ditebak.

Untuk skornya 8/10 sajalah.

Congrats Pandji.