Apr 16, 2014

Jazz Nuansa Kalem Namun tidak Cengeng

Setelah sempat sibuk mendengarkan Progressive rock, beberapa hari ini aku mulai mencari genre musik yang baru. Bukan karena bosan atau lainnya, tetapi karena aku ingin susana yang baru. Hmmm, bicara soal jazz, maka selalu akan kuingat tentang irama-irama yang sangat lembut untuk didengarkan. Apalagi jazz dari Big brass band, Big brass band sendiri merupakan suatu komposisi dalam jazz yang biasanya terdiri dari sekitar 10-25 orang yang memainkan alat musik tiup saxophone, trumpet, trombone, dan juga alat musik pukul berupa drum ditambah melodi apik dari piano. Salah satu contoh Big brass band yang sering kudengar adalah dari Louis AmstrongPrima.






Selain dari Big brass band, aku juga sering mendengarkan subgenre  Fussion/Jazz rock seperti Dewa Budjana, Indra Lesmana maupun Balawan dengan beat-beat yang kencang dan dengan irama yang menggebu-gebu. Selain itu tak lupa juga aku mendengarkan saudara Jazz dan Blues yaitu Soul. Biasanya sih aku mendengarkan Etta James.






Bicara mengenai Balawan, beliau adalah sosok gitaris Fussion yang sudah kelas internasional, bagaimana tidak Balawan mampu membuat gitar layaknya suara piano dengan metode tapping, mungkin untuk ulasan Balawan akan kutulis di artikel tersendiri

Nah, selain itu seperti yang pernah ku-posting sebelumnya ada salah satu Vokalis jazz asal Indonesia yang menyanyikan sebuah lagu tradisional karya salah satu musisi klasik Indonesia yaitu lagu Bengawan Solo ciptaan Maestro Gesang.





No comments:

Post a Comment