Dec 23, 2017

Indonesia Darurat Membaca

Akhir2 ini banyak sekali kabar2 yg hoax atau terindikasi hoax beredar di media sosial. Sebenarnya mengapa hal tersebut bisa terjadi? Jawabannya mudah sekali yaitu karena masyarakat khususnya netizen enggan untuk membaca, memverifikasi dan mudah percaya. Poin terakhir itu pula yang membuat bisnis member get member atau lebih sering disebut mlm bisa tumbuh subur di Indonesia. Selain itu karena semakin mudahnya mendapat informasi di internet menjadikan orang dengan mudah menghakimi seseorang. Misalkan saja, beberapa bulan lalu di media sosial heboh dengan video parodi tentang poligami bapak arifin ilham link. Padahal kalau ditelisik sebenarnya video itu hanyalah lelucon, parodi atau gurauan saja. Tapi ya karena yang membuat video mengucapkan kata takbir dengan tertawa membuat seolah2 menghina islam, padahal yang dibuat lelucon itu personal saja. Padahal sudah jelas disebutkan di quran bahwa ayat pertama yang diturunkan adalah perintah membaca atau bila dimaknai lebih dalam lagi adalah perintah untuk belajar. Artinya, sebagai seorang muslim itu diperintah adalah membaca. Mengapa membaca ya karena visi islam adalah memerdekakan pikiran jahiliyah (bodoh) sehingga cara untuk memerdekannya dengan membaca (belajar).
Sama dengan orang yang suka debat tapi ngotot dengan argumennya dan suka menyalah2kan lawan debatnya. Karena kemampuan mereka hanya terbatas di sisi (bidang) tersebut. Sebagai analogi, ada sebut balok (panjang x lebar x tinggi, dengan lebar dan tinggi sama panjangnya) kalau di lihat dari depan disebut persegi panjang, bila dilihat dari samping bujur sangkar, sedangkan kalau dilihat dari segala bidang di sebut balok. Semuanya benar tidak ada yang salah, yang salah adalah yang ngotot dan tidak mau mendengarkan pendapat yang lain. Oleh karena itu Indonesia dengan jumlah muslim terbanyak di dunia tapi mengapa kok yang namanya keinginan untuk membaca (belajar) sangat minim. Justru orang2 di negara ini lebih suka dengan mendengarkan motivator2, seminar2 bisnis yang kalau saya bilang mereka lebih suka menjual buku dan tiket seminar dibanding membangkitkan semangat. Tentu saja, pernyataan saya ini bukan lantaran saya benci dengan motivator tapi karena saya tidak butuh dengan omongan dari mereka. Saya justru lebih suka pembicaraan yang berkelanjutan misalkan diskusi atau debat, karena dengan itu semua bisa menambah wawasan, bisa mengetahui pola pikir orang lain. Nah, menyambung dari itu semua, memang benar yang dikatakan pak sujiwo tejo di tv kalau masyarakat negara ini kurang percaya diri. Masyarakat negara ini lebih suka membandingkan negara2 lain dengan negaranya sendiri.
Maka dari itu, sebagai orang Indonesia khususnya muslim marilah kita rajin2 membaca, rajin2 diskusi dengan orang lain, rajin2 konfirmasi dan verifikasi kabar2 yang beredar. Apalagi sebentar lagi ramadan, dari pada membuang2 waktu dengan kegiatan2 yang itu2 saja, bagaimana kalau kita mengisi waktu ketika puasa dengan membaca, diskusi atau debat agar wawasan jadi bertambah.

No comments:

Post a Comment